Thursday 27 August 2009

Takut, Sedih, Sombong

Pagi ini anak ku Yosephine tidak mau sarapan karena sakit perut. Wah kalo udah urusan anak sakit, saya tipe yang paling kuatiran. Rasanya dunia runtuh.

Tapi kali ini saya mau dapat terobosan, saya inget komitmen yang saya buat, Sukacita dan Fokus. Ya, saya sudah janji, akan menjaga fokus saya pada janji Tuhan dan menjaga sukacita saya. Dua hal ini tidak mudah bagi saya. Saya putuskan untuk tenang dan berdoa.

Setelah saya pulang antar anak-anak, biasa, langsung "online". Saya biasakan untuk lebih dulu baca Santapan Rohani sebelum face book, kutipan ayat hari ini "hati yang gembira adalah obat". Langsung ingat anakku. Tadi walau saya kuatir karena tidak mau sarapan, saya restui juga, jadi dia senang berangkat sekolah tidak bertengkar dulu dengan saya. Saya berdoa agar hatinya yang gembira, menjadi obat perutnya yang tidak enak.

Tapi ya tapi, yang namanya Daisy itu kuatirnya, lengket banget, kaya lem tikus. Saya tetap ingin lihat kondisi anakku disekolah. Akhirnya ku putuskan pergi kesekolah lihat dia, sambil bawa roti dan jaket, sebelum ke kebaktian wanita.

Disekolah, persis waktu istirahat, mula-mula ditanya guru, dan kebetulan guru ini tahu anak ku, dia bilang waktu pelajaran dia anakku baik-baik saja. Agak tenang ..... Lalu aku tunggu dia, wah gimana nyarinya ya, rame lagi jam istirahat, puji Tuhan kita ketemu dan dia bilang, udah enak, lalu saya kasih rotinya. Puji Tuhan terima kasih Tuhan, rasanya bebanku terangkat.

Sampai di kebaktian, sedang pujian dan penyembahan, rasanya enak sekali, mengikutinya. Benar-benar syukur yang paling dalam, dapat saya rasakan karena Tuhan, anakku baik-baik saja. Sampai air mata bisa menggenang.

Lalu khotbatnya yang disampaikan Pdt Wahyono, juga mengingatkan saya. Kalau mau bahagia saya harus selalu jaga hati agar selalu ada Iman, Pengharapan dan Kasih didalamnya. Semua itu harus saya jaga agar bisa mendapatkan penyertaan Tuhan Yesus. Sedangkan Kesedihan, Ketakutan, Iri hati dan Kebimbangan harus dikendalikan, karena sampai menguasai hati kita, kita tidak dapat menyadari kehadiran Tuhan.

Kisah 2 orang murid Yesus yang jalan 13 km bersama Tuhan Yesus, bisa tidak tahu kalau Tuhan Yesus bersama mereka karena mereka sedih dan ketakutan. Padahal kalau murid, pasti hafal dengan suara Gurunya kan, apalagi jalannya lumayan jauh lagi. Seperti kita ngobrol dengan sahabat lama, walau puluhan tahun tidak ketemu biasanya suaranya tetap sama, walaupun penampilan berbeda ... iya kan.

Roma 4: 21 ..... dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Memang dasyat ya Allah kita, Dia melampaui lebih dari yang kita pikirkan.

Pesen Pendeta Wahyono, agar kita selalu menjaga saat teduh kita, konsisten, pegang janji Tuhan, dan libatkan Tuhan untuk menjaga hati kita agar tetap suci.

Tuhan memberkati

No comments: