Wednesday 25 November 2009

Orang yang benar ...... siapakah dia ?????

Yak. 5:16 ".... Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."

Sering saya membaca firman ini. Malah pernah tidak menyadari kuasa doa pada " Orang yang Benar ".

Pada suatu saat saya berdoa, saya berdoa agar saya menjadi " Orang yang Benar " itu. Siapa yang tidak menginginkannya ? Tetapi, saya juga bertanya, bagaimana sih jadi " Orang yang Benar " dimata Tuhan ? Pertanyaan itu terus ada pada pemikiran saya. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" Rm. 3:23.

Lalu kemarin saya mendapat penjelasannya dari Pdt. Gilbert L., bahwa "Orang yang Benar" bukan orang yang sudah tidak berdosa, orang yang Takut akan Tuhan, Hidup melekat dan bergantung pada Nya, seorang yang rela melalui proses pembentukan Tuhan.

Senangnya saya dapat penjelasan ini, karena saya juga bisa menjadi " Orang yang Benar "

Jadi, eratkan hubungan kita dengan Allah Bapa yang maha kuasa.

GBU

Thursday 12 November 2009

Amazing .....

Satu kata yang menyatakan kekaguman ku pada teman-teman sel ku, membuat saya harus menuliskan dalam blog ini betapa "Amazing" nya teman-temanku, karena saya ingin mengenangnya setiap saat, betapa mereka mengasihi kami

Kelompok Sel Abeng Heni, punya sudah lama punya rencana untuk pergi bareng keluar kota. Untuk itu kita nabung, waktu tabungan kami menurut Ibu bendahara, Martini, sudah cukup, kami mulai mencari tempat tujuan, lalu jatuhlah pilihan ke Medan, sekaligus menghadiri acara peresmian dan pemberkatan kantor baru PT. Teckindo Prima Gemilang Jaya. Kebetulan juga sebagian besar anggota Sel Abeng Heni berkampung halaman di Sumatra Utara (Medan, Binjai, Pematang Siantar), jadi mereka sangatlah paham dengan yang menarik dikota Medan. Berhubung Medan adalah kota makanan, jadi kita ber Wisata Kuliner.

Susan bilang "Rugi kalau makan pagi hanya versi Hotel JW Marriot"
bingung kan koq bisa rugi ?


2 November 2009









Sampe Bandara se
gera laporan sama Tour Guide, Martini. Tour Guide kita ini amat proaktif, melayani kami, Travel-Travel kalah deh. Hari pertama saya sudah kagum, oleh campur tangan (sakti) Andianto di bandara Soekarno - Hatta, kami mendapat perlakuan khusus banget, kami ngak usah ngantri pada saat Cek in (padahal antrian di terminal 1 panjang loh), 2 petugas Lion Air menyambut kami dan mengantar kami ke Lounge exclusive, bawaan kami diurusin mereka. kami tinggal duduk sambil menikmati sarapan pagi, kue-kue, santai bo. Lalu kami diantar oleh Andianto sampai dalam pesawat, padahal ia sendiri tidak ikut berangkat loh, kog bisa ya ? Setujukan kalau saya bilang sakti ? Kagum saya belum selesai, pada saat kita naik pesawat duduk di bangku executive, penumpang lainnya sudah duduk rapi "menunggu kita", "sadap" .... apa ada kata lain yang lebih cocok ? Kata Pak Toni, " kita seperti menteri saja". Tour kita sekarang ini membawa mascot loh "Dylan"

Sesampainya kita di Medan kita langsung di jemput kalau tidak salah 3 atau 4 mobil disiapkan untuk kita oleh Trisno dan Andi. Selama di Medan seluruh kebutuhan akomodasi, dan konsumsi di tanggung oleh Trisno dan Susan. Trisno & Susan menjadi Host kita selama di Medan. Selama di Medan kita menginap di Hotel JW Marriot, hotel no.1 di Medan, asyik loh. Kita semua jadi berbulan madu deh.


Dalam 4 hari 12 x makan, dengan 12 RM yang berbeda, coba bayangkan.

Pertama datang kita makan di RM Ondo, enaknya masakan ala batak, camilan sore makan di jl. Kalimantan, Es buahnya yang segar. Sore ini Henny sudah datang dari Siantar, lalu malam makan di RM di perumahan cemara, Udang Galahnya yang gede, belom lagi Kepitingnya wow, ngak ada yang ngak enak. Malam harinya masih di siapkan apa ya, lupa.

3 November 2009

Hari ini Pendeta Juan Mogi datang untuk memberkati Kantor baru Trisno - Susan. Setelah beliau datang langsung di bawa makan ke Mie Hokian dan Bihun Bebek enak loh besar porsinya. Ada suatu yang khas dari Medan yaitu "Kopi Susu". Minuman lain yang disukai itu Markisa, Nangka Belanda, Semboi, Jus Sawi Hijau dan Nanas, duh banyaknya. Minuman favorit "Teh Tong" sebutan untuk teh tawar.

Siangnya kita di jamu di acara syukuran pemberkatan kantor baru PT. Teckindo Prima Gemilang Jaya., wah kue-kuenya enak jadi kenyang deh, semua saya cobain satu persatu akibatnya makan siang jadi ngak bisa banyak padahal semua yang di sajikan (RM Miramar) enak-enak deh, khususnya Kambing Gulainya, di Jakarta cari dimana ya ?

Setelah acara kita Cek out dari Hotel JW Marriot, untuk se
lanjutnya berangkat menuju ke Brastagi. Pendeta Juan tidak ikut, sayang sekali padahal dalam skenario Beliau akan bersama kita bermalam di Brastagi. Selama di Brastagi - Binjaj seluruh kebutuhan akomodasi dan konsumsi di tanggung oleh Andianto dan Martini. Host kita selama di Brastagi - Binjai adalah Andianto - Martini.




Siangnya kita mak
an di RM Padang namanya lupa. Kita menginap di Hotel Mickey. Dinginnya di Brastagi, masuk kamar bingung mau cari remote, untuk matiin AC. Lupa kalau ini AC alam. Taman dihotel Mickey sangat terawat, asri sekali. Di Brastagi kita agak terhalang oleh hujan, makin dingin.

Malam kita di jamu makan RM Asia, makanannya juga enak-enak, khusus sayurannya segar-segar. Malam harinya kita ngobrol-ngobrol sampai larut malam, sambil makan lumpia medan dan menikmati ding
innya udara Brastagi.

4 November 2009
Esok paginya cuaca sangat bersahabat, jadi kami dapat menikmati pemandangan dengan leluasa. Kami di ajak ke tempat yang pemandangannya indah, sekarang dijadikan g
edung gereja. Selain itu kami makan jagung rebus / bakar, minum air tebu, makan markisa, setelah itu mampir warung duren "Ula Lupa" nikmat. TErnyata kalau pesan duren permintaanya yang "Pahit" loh. Lalu tidak lupa beli pete.

Siangnya kita makan siang di RM Padang t
etangganya yang kemaren, Jos tenan rasanya. Kemudian kita menuju Binjaj daerah kelahiranya Andianto, rencananya mau main di kali tetapi ngak jadi, jadi kita mampir di RM langganan Andianto waktu kecil, makanannya khas loh cari di Jakarta ngak ada. Setelah itu kita kembali ke Medan. Kembali dengan Host Trisno dan Susan.

Kita kembali menginap di JW Merriot, kali ini saya dan Kilat dapat room di lantai 29, yang paling tinggi. Setelah kecapean menempuh perjalanan sepanjang siang, saatnya, sauna. Malamnya kita di traktir makan oleh orang tua dari Martini di RM Hijau Daun. Habis itu pulang hotel ngobrol-ngobrol dulu lalu tidur.


5 November 2009
Hari ini adalah hari terakhir bagi Tony, Merry, Daisy dan Kilat. Pagi nya kita udah bikin janji sama Susan jam 9.00 yang mau makan kwetiaw ngumpul. Mulailah kita Merry. Susan, Michele, dan Saya hunting kwetiau, kwetiau Botak belum buka juga. Jadi di tempat lain deh lupa namanya, RM Porsea benar ngak ya. Lalu kita ke pasar namanya Pasar Rame, beli semprong dan emping manis, dll.

Lalu siangnya kita di traktir sama saudaranya Suryadi makan Mie Sup, enak loh, kuahnya itu lo. Lalu masih mampir ke warung Duren lagi. "Yang Pahit"

Hari ini kita di antar kemana-mana oleh Martini, Nana, Susan dan Trisno. Kasian Trisno saking capenya sampai tidur di tempat parkir, (coba bayangkan) sementara kita-kita, jalan-jalan untuk menghabiskan waktu di Sun Plaza.

Saya salut dengan Teman-teman yang setia menemani kita,
menghabiskan waktu yang cukup lama karena keberangkatan pesawat jam 20.35. Bisa dihitung kan berapa lama mereka menemani kita, pastilah mereka cape sekali, tetapi mereka lebih mengutamakan kita dibandingkan kepentingan mereka sendiri. Hebatkan mereka. Lalu RM Empo sebagai yang terakhir.... benar ngak ya namanya, kita makan baso urat, polos, campur, daging dan bihun/mie.

Setelah itu kita berpisah sama Martini dan Nana. Lalu Toni, Merry, Kilat, saya diantar Susan dan Trisno kita kembali ke Hotel ambil koper. Tadinya Trisno mau antar sampai Bandara Polonia, tapi kita sarankan agar kita sama supir saja, apa lagi jalan ke Bandara ada macet juga.

Puji Tuhan sampai Bandara kita tepat waktu, hanya sayangnya keberangkatan ditunda 1 jam, untung tunggu di Lounge, saking capenya sampe bisa tidur sebentar di sofa.

Good bye Medan. Sampai Jakarta jam 00.05, nunggu bagasi lama juga loh soalnya 2 pesawat mendarat bersamaan. Capenya, poll tapi senang nya juga poll.

Thank you Friends, for all you have done for us.


Mau Coba ????

Khotbah PWI oleh Pdt. Ari Kristanto berjudul "Apa kata Tuhan tentang Goncangan", mengingatkan saya pada acara Reuni yang baru-baru ini diselengarakan.

Mungkin bagi beberapa orang mempersiapkan acara Reuni, bukan sesuatu yang spesial. Tetapi untuk saya sangat spesial, karena saya tidak mau mengecewakan teman-teman yang sudah bersedia hadir diacara tersebut.

Ceritanya begini. Sekitar akhir Juni 2009, saya hadir diacara Reuni yang di pelopori oleh seorang teman, lumayan juga yang hadir 14 orang. Teman-temanpun berencana untuk mengadakan Reuni jilid 2.

Lalu saya mempunyai ide untuk mengumpulkan teman-teman lama melalui Face Book, dengan menggunakan fasilitas Group di Face Book. Senang melihat dari hari kehari jumlahnya bertambah, sekarang sudah ada 50 an member. Data tersebut dapat dipakai saat kita mengadakan Reuni.

Pada suatu ketika, salah satu teman menanyakan Rencana Reuni Jilid 2. Lalu saya sebarkan pertanyaan ini kepada member yang ada. Sampai saat itu saya hanya menempatkan diri sebagai fasilitator saja. Saya sadar kalau saya tidak mempunyai kemampuan menjadi executor yang baik. Karena saya tidak merasa tidak bisa, saya khawatiran, tidak PD dls.

Sayapun mengikuti saran teman untuk membuat "Tread" agar komunikasi antar kita mudah. Tread Kelompok Kecil, ini beranggotakan terdiri dari mereka yang datang di Reuni Jilid 1, untuk berembuk menentukan Tanggal, Tempat dan Waktu. Terus saya memfasilitasi Tread ini, saya masih berpikir bahwa ada salah satu dari teman-teman yang saya pandang mampu menyelenggarakan acara ini. Sampai pada akhirnya, atas dukungan dari teman-teman Kelompok Kecil undangan di sebarkan, melalui Face Book. Tetapi ternyata sayalah yang jadi executornya.

Kekhawatiran saya yang utama adalah bagaimana caranya menyediakan tempat duduk bagi teman-teman yang hadir di Food Court yang terkenal rame dihari minggu di jam makan siang. Kekhawatiran ini timbul karena saya lihat kondisi di Reuni pertama dan pernah hampir tidak jadi makan siang karena kesulitan mencari tempat untuk 5 orang saja.

Rasanya berat sekali beban ini. Saya bingung bagaimana saya menyelesaikan dengan baik Komunikasi hanya lewat Face Book, tidak bisa diharapkan, saya tidak punya no. hp sebagian besar teman-teman. Minta no. Hp mereka juga tidak dikasih. Saya sungguh tidak bisa bekerja tanpa kepastian seperti ini. Kekhawatiran bertumbuh subur bak jamur di musim hujan. Hebatnya, tidak ada yang mendukung, apalagi yang menenangkan saya untuk dapat menyelesaikannya, yang ada adalah saran untuk "cuci tangan".

Untungnya saya cepat menyadari untuk tetap tenang karena "kekhawatiran tidak memperbaiki situasi" ada juga tambah runyam kalau sampai maag ku kumat.

"Ter Goncang" itulah kondisi pada saat itu, saya terus berdoa dan memperkatakan firman, bahwa "Semua dari Tuhan, untuk Tuhan dan akan kembali untuk memuliakan nama Nya" dan bila kita bekerja untuk kemulianNya tidak akan pernah sia-sia, Tuhan tidak akan mempermalukan kita. Itu semua yang saya pegang, sambil terus berharap pada Tuhan (FOKUS & PERCAYA). Pokoknya saya tidak ingin memalukan Tuhan dengan pekerjaan saya yang berantakan. Saya terus berdoa Tuhan yang jamah hati teman-teman, Tuhan jaga kesehatan, hati dan pikiran saya, agar saya dapat menuntaskan pekerjaan ini. Puji Tuhan saya bisa damai sejahtera, bagian saya adalah melakukan bagian saya (MELANGKAH).

Puji Tuhan hari yang di tentukan tiba, dan 30 orang datang dalam acara itu. Temanku ada yang bertanya lagi "Daisy what's next ? " ................ Terus terang masih ngeri untuk bikin acara lagi.

Sesuatu yang baru yang didapat, saya senang "deg.. deg.. kan" bersama Tuhan.
Mau Coba ????

"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" Filipi 4;7

God Bless You

Monday 19 October 2009

ADJUST

Statement Ps Jeffri Rachmad bikin sy kaget, " Sebagian besar masalah Rumah Tangga TIDAK ADA JALAN KELUARNYA" wow serem juga ya, pantesan makin banyak yang cerai dengan alasan tidak ada titik temu lagi. Gimana mau cari titik temu kalau para pemainnya (suami dan Istri) adalah dua pribadi yang berbeda sama sekali dari cara pikir, ambil keputusan, cara pandang, dan masih banyak lagi. Pastinya keduanya merasa udah paling bener.



Langkah pertama menurut beliau untuk menyelesaikan masalah Rumah tangga adalah ACCEPT atau menerima pasangan berserta cara pandangnya, cara pikir, pokoknya semuanya, jangan ada yang ketinggalan.



Nasehat untuk menerima ini memang sudah tidak asing lagi. Nerima, Sabar, Doakan, Imani, Libatkan Tuhan, Lihat Positifnya adalah kata-kata yang nasehat yang sering diberikan pada saat seorang mengalami masalah dalam Rumah Tangga. Pokoknya lengkap dari nasehat orang dunia sampai yang paling rohani sekalipun. Bagaimana dengan pembaca sekalian, pengalamannya sama ngak sama saya ? Semoga saya tidak sendiriannya.



Setelah bisa saling menerima kita masuk ke tahap ADJUST atau penyesuaian. Ini bagian yang lebih asik loh.



Saya membayangkan saya harus membawa bawaan yang begitu banyak dan diperlukan semua, namun saya disediakan koper yang tidak memadai, pastilah ada bawaan yang harus ditinggal, bawaan harus dipadatkan, mungkin kopernya harus didudukin agar bisa diisi lagi. Saya juga harus mengantisipasi tindakan apa yang harus diambil bila ada barang yang terpaksa ditinggal, saya juga harus siap kalau barang yang saya bawa ternyata ada yang rusak karena tergencet dll. Kalau bisa omong pasti barang-barang termasuk kopernya juga pasti akan protes, karena tidak nyaman. Begitu juga rasanya menyesuaikan diri, Tidak Nyaman, ada rasa sakit pastinya.



Khotbah kemarin mengingatkan saya, kalau Penyesuaian ini adalah pekerjaan rumah masing-masing pihak (suami istri) kalau mau menyelesaikan masalah Rumah Tangga. Masing-masing HARUS mengerjakannya. Selain itu saya juga diingatkan untuk terus belajar bagaimana saya harus menyesuaikan diri, saya harus berusaha, mau berkorban. Ini bagian kita tidak bisa di "Borongin" sama Tuhan.



Jadi sekarang segeralah buat Pekerjaan Rumah kita masing-masing ya, disertai doa untuk mendapat hikmat dari Tuhan Allah kita. OK



Perubahan bukan perubahan sampai terjadi perubahan.

Saturday 12 September 2009

Kecewa ....................... ngak boleh keterusan ya....

Saya harus mengakui kalau saya telah kecewa.

Namun ada yang saya herankan, koq bisa ya, baik dari "Santapan Harian", khotbah-khotbah yang saya dengar di radio Heardline 100,6 FM, atau khobah di kebaktian, ada aja yang menghibur saya saat saya sedang sedih, kecewa, patah semangat dll. Semua itu membuat saya terhibur, menjadi kuat dan bisa menegur sikap hati saya yang salah.

Seperti sekarang, saya kecewa, kok apa yang saya anggap kejadian yang dasyat, kok dianggap sepi sih. Saya berharap mendapat respon positif. Mereka, yang biasanya merespon kejadian sejenis dengan sangat excited, sekarang tidak ada responnya. "Sunyi, sepi, sendiri .... " (jadi lagu orang patah hati deh).

Kejadian ini juga memberi pelajaran bagi saya, tentang pentingnya, memberi respon positif dan tulus, pada saat yang tepat, karena dapat memberikan semangat bagi orang lain.

Rupanya Tuhan tahu, dan Dia menghibur saya dengan Santapan Rohani hari ini.

Ketika kita memiliki sikap seorang hamba di setiap hubungan dengan sesama kita, konflik antar rekan tidak akan pernah terjadi di antara kita. "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Mat. 20:26)"

Ya, Tuhan saya malu, mengapa saya begini lemah, mudah kecewa, ngak tahan banting. Saya sadar telah salah memandang, pandangan saya ke manusia yang tidak heran dapat mengecewakan. Saya harus mem fokuskan kembali pandangan saya pada Tuhan. Saya harus punya hati untuk melayani dengan perkatan dan perbuatan.

Thank you Lord Yesus. Memang Firman Tuhan adalah pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalan-jalanku"

Tuhan memberkati

Saturday 29 August 2009

Jadi Dampak bukan Ter Depak

Kemarin 28 Agustus 2009 sampai dengan 29 Agustus 2009, saya dan beberapa teman-teman komsel saya di utus oleh Ketua Sel, untuk mengikut acara Training Pembina di Grand Pesona di Sukabumi. Acara demikian padat, tetapi sangat dasyat. Kalau digambarkan, Semangat para pembicara bagaikan Lidah-Lidah api yang menyambar kesana dan kemari.

Pemikiran saya jadi terbuka, dengan session-session yang ada, saya sadar HARUS

"Jadi Dampak Bukan Ter Depak "

Jujur saya katakan kalau pada awal sesi, kesombongan saya masih bertengger di kepala saya ( maaf kan saya ya, khususnya kepada Ketua Sel saya Abeng dan Heni) Saya meragukan niat mereka untuk membapai saya dan kuasa doa mereka. Padahal mereka adalah orang-orang benar dan doa orang benar besar manfaatnya kan (kok lupa ya).

Namun saya bersyukur Tuhan Yesus yang lebih besar dari segala apapun, mampu melakukan lebih dari yang saya pikirkan, dia membersihkan hati saya. Pada saat saya bertanya pada Ps. Juan, ada yang aneh terjadi, yang saya tanyakan berbeda dengan yang sudah saya rencanakan. Pertanyaan yang saya lontarkan lebih benar dibandingkan apa yang mau saya tanyakan. Saya percaya Tuhan taruh perkataan yang tepat pada lidah saya. Puji nama Tuhan.

Yang saya dapat adalah
  • Saya harus percaya Bapak dan Ibu Rohani saya. Karena tanpa sikap hati yang mau percaya kita akan selalu ragu. Apalagi mereka juga dibawah pembapaan dari Pst Juan Mogi. Kalau saya tidak bisa percaya lebih baik saya tinggalkan gereja ini. Firman juga bilang orang yang bimbang tidak akan mendapatkan apa-apa.
  • Saya harus aktif untuk maju, dengan bertanya, menggali pengetahuan dari Bapak Rohani saya. Ibarat parutan kelapa harus saya peras sampai kering, agar saya banyak mendapat santannya.
  • Saya juga disadarkan bahwa saya harus punya keinginan yang kuat dan spesifik.
  • Jangan kita menyalahkan pihak lain bila kita tidak dapat mencapai apa yang kita inginkan.
  • Jangan kita menuntut mendapatkan bimbingan, padahal kita sendiri tidak tahu atau bahkan sebenarnya tidak mau melakukan apa-apa, bahasa kerennya "ogah ah"
  • Saya harus lebih mengadalkan Tuhan, bukan kekuatan saya sendiri. ( belom berhasil, masih betingkah lagi, gimana saya ini). Doa-doa yang saya harus lebih konsisten (jangan kalo inget doang)
  • Saya harus membuat melangkah pertama.
Terima kasih untuk pengajarannya Ps. Juan Mogi, Ps Owen S and Bp. Haryanto K., dan Bp. Jimmy B., Semangat kalian sungguh membakar Roh kami semua.

Memang dunia sangat indah bila kita Antusia bersama Tuhan.

Doakan saya ya. Thank you

Thursday 27 August 2009

Takut, Sedih, Sombong

Pagi ini anak ku Yosephine tidak mau sarapan karena sakit perut. Wah kalo udah urusan anak sakit, saya tipe yang paling kuatiran. Rasanya dunia runtuh.

Tapi kali ini saya mau dapat terobosan, saya inget komitmen yang saya buat, Sukacita dan Fokus. Ya, saya sudah janji, akan menjaga fokus saya pada janji Tuhan dan menjaga sukacita saya. Dua hal ini tidak mudah bagi saya. Saya putuskan untuk tenang dan berdoa.

Setelah saya pulang antar anak-anak, biasa, langsung "online". Saya biasakan untuk lebih dulu baca Santapan Rohani sebelum face book, kutipan ayat hari ini "hati yang gembira adalah obat". Langsung ingat anakku. Tadi walau saya kuatir karena tidak mau sarapan, saya restui juga, jadi dia senang berangkat sekolah tidak bertengkar dulu dengan saya. Saya berdoa agar hatinya yang gembira, menjadi obat perutnya yang tidak enak.

Tapi ya tapi, yang namanya Daisy itu kuatirnya, lengket banget, kaya lem tikus. Saya tetap ingin lihat kondisi anakku disekolah. Akhirnya ku putuskan pergi kesekolah lihat dia, sambil bawa roti dan jaket, sebelum ke kebaktian wanita.

Disekolah, persis waktu istirahat, mula-mula ditanya guru, dan kebetulan guru ini tahu anak ku, dia bilang waktu pelajaran dia anakku baik-baik saja. Agak tenang ..... Lalu aku tunggu dia, wah gimana nyarinya ya, rame lagi jam istirahat, puji Tuhan kita ketemu dan dia bilang, udah enak, lalu saya kasih rotinya. Puji Tuhan terima kasih Tuhan, rasanya bebanku terangkat.

Sampai di kebaktian, sedang pujian dan penyembahan, rasanya enak sekali, mengikutinya. Benar-benar syukur yang paling dalam, dapat saya rasakan karena Tuhan, anakku baik-baik saja. Sampai air mata bisa menggenang.

Lalu khotbatnya yang disampaikan Pdt Wahyono, juga mengingatkan saya. Kalau mau bahagia saya harus selalu jaga hati agar selalu ada Iman, Pengharapan dan Kasih didalamnya. Semua itu harus saya jaga agar bisa mendapatkan penyertaan Tuhan Yesus. Sedangkan Kesedihan, Ketakutan, Iri hati dan Kebimbangan harus dikendalikan, karena sampai menguasai hati kita, kita tidak dapat menyadari kehadiran Tuhan.

Kisah 2 orang murid Yesus yang jalan 13 km bersama Tuhan Yesus, bisa tidak tahu kalau Tuhan Yesus bersama mereka karena mereka sedih dan ketakutan. Padahal kalau murid, pasti hafal dengan suara Gurunya kan, apalagi jalannya lumayan jauh lagi. Seperti kita ngobrol dengan sahabat lama, walau puluhan tahun tidak ketemu biasanya suaranya tetap sama, walaupun penampilan berbeda ... iya kan.

Roma 4: 21 ..... dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

Memang dasyat ya Allah kita, Dia melampaui lebih dari yang kita pikirkan.

Pesen Pendeta Wahyono, agar kita selalu menjaga saat teduh kita, konsisten, pegang janji Tuhan, dan libatkan Tuhan untuk menjaga hati kita agar tetap suci.

Tuhan memberkati

Wednesday 19 August 2009

Prosess ..... Gimana gitu

Hal lain yang suka membuat saya khawatir, takut, adalah kata proses. Apalagi kalau proses itu belum diketahui bagaimana urutannya, walaupun akhirnya ya agak kebayang deh.



Saya ingat sekali pada saat akan melahirkan anak kedua, saya lebih santai walaupun tau bakalan tidak enak tetapi, wajah mungil yang menggemaskan, sudah terbayang, menghilangkan semua hal yang tidak enak yang akan timbul.



Namun bila saya tidak tahu bagaimana proses itu akan berlangsung, hasilnyapun belum pasti, akan membuat saya enggan melalui proses. Padahal didalam Tuhan pasti ada proses .............. karena Tuhan mau iman kita tumbuh makin dewasa, tidak anak-anak terus.


Cerita bagaimana Tuhan memproses umat Israel dipadang gurun tempat yang paling gersang didunia, wow, bisa dibayangkan 40 th bo. jalan terus hanya dipandu oleh tiang awan dan tiang api, arah saja tidak tahu harus kemana. Tak terbayangkan. Sampai sampai, hidup di Mesir sebagai budak pun terasa lebih enak dari pada proses perjalanan di padang pasir yang tidak tahu kapan akan berakhir. Walaupun Tuhan sudah berjanji tanah kanaan yang melimpah susu dan madunya. Tapi tanda tanya besar "kapan" sampainya.



Pagi tadi saya dengar ilustrasi bagaimana induk rajawali mengajar anaknya agar mandiri. Selama mereka baru menetas, anak rajawali tidak perlu khawatir apapun juga makanan telah dicarikan oleh induknya, sampai pada suatu saat induknya akan membalikkan sarangnya agar anak rajawali belajar terbang. Bisa dibayangkan pertama kali di balikkan sarangnya pasti dalam hati anak rajawali akan berkata " Ibu ini bagaimana sih, tidak kira-kira, bisa mati saya !" "Nekat bener sih" " Koq Ibu tidak berperasaan sih" dll. Tetapi Induk rajawali tahu kapan harus menyelmatkan anaknya agar tidak terhempas ke tanah, dan kemudian dikembalikan kesarang yang nyaman. Esok kembali lagi sarang itu di balikkan, begitu seterusnya sampai akhirnya anak rajawali menikmati proses belajar terbang dengan induknya, dan akhirnya anak rajawali menjadi dewasa dan bisa terbang.

Ilustrasi itu membuat saya ingin belajar mencintai proses bersama Tuhan, belajar mengenali kasih karuniaNya, belajar untuk terus berharap dan percaya padaNya, dan merupakan kesempatan memperkuat iman saya pada Nya. Saya tidak boleh takut, khawatir karena Allah Bapa tidak akan pernah terlambat menolong kita.

Amin

Friday 14 August 2009

Si Cantik dan Saat Teduh

Kemarin anak ku yang cantik, memberi tahu saya kalau camera yang dibawanya jatuh. Sedih juga, tetapi saya coba untuk tidak marah, sambil berdoa agar camera tidak rusak.

Saya berharap si Cantik pulang dengan wajah penyesalan, dan berusaha memiliki bersikap baik agar kami semua tidak marah.

Tetapi kecewa saya dengan dia, memang dia pulang dengan wajah sangat BT tetapi tidak bersikap baik. Membantah, berontak, tidak disiplin, pokoknya tidak menyenangkan deh.

Saya mudah sekali jadi BT menghadapi pemberontakannya. Lalu saya inget dengan komitmen saya untuk selalu Bersuka Cita. Saya harus fokus dengan Tuhan, dengan semua tuntunannya.

Lalu saya berdoa,
"Tuhan saya putuskan untuk bersukacita, saya juga mau fokus hanya pada engkau, fokusku tidak boleh pindah ke si Cantik yang sedang mengesalkan, apa yang harus saya lakukan ?"
Dengan ketenangan saya mendapat tuntunan,
" memaafkan dia, menasehati dia berulang-ulang, sabar menghadapi dia "
Semua saya lakukan, memang godaan untuk masuk jadi BT juga kuat.
Sorenya saya menemukan Saya sikap Cantik tidak memberontak lagi, dia juga bisa minta maaf atas kesalahannya. Pokoknya sikapnya bikin saya adem.
Saya sadar saya bisa lebih sabar, lebih jernih karena saya bersaat teduh, Tuhan memulihkan saya.
Jadi saat teduh adalah kebutuhan saya.
Thank you Lord

Thursday 13 August 2009

Menghormati ternyata kewajiban juga toh

" Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar ........: hormat kepada orang yang berhak menerima hormat."
Wah saya jadi kagum lagi loh pada Tuhan. Ia memberi perintah untuk membayar apa yang menjadi kewajiban kita. Kalau uang udah tau lah, membayar pajak, membayar utang, bayar kreditan. Tetapi sekarang adalah memberi hormat pada yang berhak menerimanya.
Saya jadi pikir apa saya telah membayar hormat kepada semua orang yang berhak menerima hormat sampai dengan malam ini. ?
Bagaimana dengan Anda ?

Saturday 1 August 2009

Khawatir ganti Berani bersama Yesus

Khawatir ..... khawatir .... khawatir .... itulah salah satu kelemahan saya. Sebenarnya takut dan kharatir itu amat manusiawi. Takut dan khawatir dapat melindungi kita. Yang tidak boleh tuh adalah Ketakutan dan Kehawatiran. Jangan sampai posisi Tuhan di bawah Ketakutan dan Kekhawatiran kita.

Saya menyadari hal ini sudah lama, sejak saya mengalami Tuhan dengan lebih pribadi, hal pertama yang banyak saya di tegur adalah tentang khawatir ... takut dan kawan kawannya

Tahu tidak "kalau kita takut kita tidak kudus". maksudnya bila kita takut berarti kita sudah merasa pasrah, menyerah, putus atas, dll, semuanya itu dapat terjadi kalau kita mengandalkan kekuatan diri sendiri dan Tuhan Yesus belum ada didalam kita. Namun bila Tuhan Yesus sudah ada didalam kita, mengapa kita takut, bukankah Dia lebih besar dari apapun, sampai mautpun sudah dikalahkanNya. Jadi bila kita sudah menerima Tuhan Yesus dalam diri kita, berarti kita harus berani karena di back up dengan sesuatu yang tidak ada tandingannya. Jadi bila kita tetap takut berarti kita meremehkan Tuhan inilah yang bikin kita tidak kudus. Gitu loh.

Selain itu bila kita takut berarti kita tidak teguh percaya pada Dia, dan firman berkata "kalau kita terombang-ambing kita tidak akan dapat apa-apa" kita menghalangi mujisat terjadi dalam diri saya. Waduh sayang disayang.

Lalu melalui renungan harian dan khotbah Pdt Gilbert pun saya di tegur bahwa berani adalah gaya hidup orang kristen, ayatnya ada tapi lupa nanti saya lengkapi ya.

Saya harus belajar untuk selalu berani menghadapi segala sesuatu, dan yakin semua ini di dalam kendali Tuhan. Makin ada masalah makin terus berdoa, makin dekat dengan Tuhan.

Doakan saya ya
God Bless you

Sunday 19 July 2009

Kasih

Ingat tentang kasih lemah lembut, kasih murah hati dst. Saya mendapat pewahyuan baru tetang Kasih itu, menutupi kesalahan, percaya, selalu berpengharapan. Sungguh indah ya.

Kadang kalau kita udah kesal kesalahan orang lain itu kita pakai sebagai senjata untuk ke lawan balik orang tersebut. Tetapi kalau yang mengaku mengasih orang tersebut hal tersebut tidak dilakukannya, sebaliknya malah ditutupi.

Ya Tuhan malu aku, kadang aku suka meng "kik" balik mereka yang saya kasihi.

Ya Tuhan ku serahkan kepada Mu semuanya, aku hanya ingin melakukan firmanmu. Rancangan Mu adalah rancangan sukacita dan damai sejahtera bukan rancangaan kecelakaan.

Amin

Tak Bisa Tanpa Tuhan

Kisah bergumulnya Jukup semalaman dengan Tuhan, kemarin dibahas oleh pendeta (namanya lupa), tadinya cerita ini tidak memberikan arti bagi saya. Namun setelah saya mendengar khotbah itu saya mendapat pewahyuan baru.

Dalam khotbah pendeta menekankan sikap untuk selalu mengandalkan Tuhan, tetapi untuk mengandalkan Tuhan kita juga perlu mengadalkan Dia kembali, segenap kekuatan kita tidak bisa mewujudkan keinginan kita tsb.

Jadi kita yang merupakan perwujudan Jakup, perlu mengandalkan Tuhan untuk hal ini, jangan sampai harus dibuat cacat (terpelecok pangkal paha) agar kita jadi mengandalkan Tuhan.


Thank you Lord.

Tuesday 23 June 2009

Daisy & Friend




Ini teman-teman kelas 4 SD, Guru kelasku Ibu Leni.











Daisy dari Zaman ke Zaman


Waktu kecil di jalan Eceng Bandung












Kelas V SD Theresia Jakarta



















SMP St. Maria Fatima Jakarta


















SMA Tarakanita I Puloraya Jakarta












Universitas Tarumanagara Jakarta
Menikah 9 Juni 1991


















Lembaga Pendidikan Komputer Terpadu














Sekarang




































































































































































































Harus berani

Saya terberkati dengan santapan rohani yang saya baca, bahwa murid Kristus dapat dikenal orang karena berani. Wah hal ini yang suka kabur-kabur dalam diri saya loh. Lebih sering saya itu takut, ada aja yang ditakuti

Lalu khotbah pendeta bilang bahwa kita harus mau mencoba. Mencoba dan Berani adalah dua kata yang saling berhubungan loh. Tanpa keberanian tidak mungkin kita mencoba iya kan.

Wah sekarang saya mau berupaya untuk tidak mudah takut karena saya punya "dekingan" adalah Tuhan Yesus pencipta alam semesta, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bagi Nya.

Puji Tuhan

Thursday 21 May 2009

SERIUS

Saya mau tanya nih ? Apa sih buktinya orang itu serius ?

Saya menemukan seorang yang bilang dirinya itu serius, tetapi saya nilai dia tidak serius, kerena tidak ada upaya yang nyata untuk menunjang keseriusannya. Alasan mengapa tidak ada upaya yang nyata karena, pekerjaan tersebut adalah sampingan, dan perkerjaan utamanya masih sangat banyak.

Bagaimana menurut teman-teman apakah ia serius ?

Saturday 2 May 2009

Dua Telinga & Satu Mulut

Hari-hari belakangan ini saya sedang sibuk mendampingi yang akan ujian sekolah.

Duh naik darah. Debatnya itu loh ngak nahanin.

Masalahnya gini, bahan ujian yang ditulis di agenda adalah pelajaran yang belum pernah diberikan oleh gurunya. Memang sih bahannya banyak 2 bab. Dia ngotot tidak mau membaca apalagi suru belajar, saya pun ngotot suru dia belajar. Perang deh.

Lalu entah ide siapa akhirnya diadakan konfirmasi dengan teman-teman. Dalam debat dia menjelaskan kalau petugas yang menulis dipapan tidak bisa dia percaya. Akhirnya dia berhasil telpon gurunya untuk konfirmasi. Ternyata benar yang ditulis di agenda itu salah, prediksi dia benar yang diuji adalah yang sudah diperlajari.

Dari peristiwa itu saya jadi menyadari, saya tidak mau mendengar lebih detail, saya tidak berempati dengan dia, saya lebih banyak menduga-duga saja. Jadinya ya sikap defensif yang saya dapat. Oh Tuhan saya gagal lagi.

Firman bilang bila kita dapat "mengendalikan" lidah yang hanya 3 cm, berarti kita bisa mengendalikan seluruh tubuh. Kita memang harus CEPAT MENDENGAR, namun LAMBAT BERKATA-KATA, sesuai dengan anugerah yang maha kuasa 2 telinga dan 1 mulut.

Oh Bapa aku bangga banget punya Allah seperti Engkau. Amin